Posted by tiza fitrizia in
on
-
kemudian sepi pulang, diantar camar sore
menggeliati malam.
gaduh kembali. sungguh.
lebih dari pasar malam.
ke selatan,sepi bicara " aku tak paham kegaduhan ini. aku ingin kembali. "
kau menjadi angin dan menjawab sepi " jangan malam ini.."
tanpa senyum,sepi kembali bersuara " tapi...di keramaian ini aku tak mengenal airmata. aku asing dengan diriku sendiri, juga kau. bahkan aku lupa seperti apa sketsa wajahku. disini tak ada cermin."
**
aku ingin seperti sepi. akrab dengan cermin dan airmata.
Post a Comment