Kutulis di malam minggu

Jangan lagi bilang cinta,kenyang telingaku
Apalagi kata rindu,sesak rumah siputku

Kiriman kenanganmu tiba,kuletakkan di pinggiran jendelaku
Permisi..kalau saja angin pagi kala bangunku menerbangkannya dan tak menyisakan serpihannya sedikitpun

Jangan lagi,datang mengatasnamakan kau dan aku...

p1

no title

holding everything in...

let the wind call me,tonight..

I don't wanna fall asleep!

p1

Kado Terbaik

Kau tak miliki lagi hari ulang tahun, sejak kenangan bernama kepastian tertinggal
Di hati,di bingkai waktu dan di antara cinta kutahu,
kau teristimewa..

Kado tak harus kubungkus lalu kuikat pita
Dan pula tidak pada saat spesial
Karena aku tak perlu menunggu itu

Al-fatihah,untukmu setiap waktu berjejak padaku..
Lebih cukup menjelma rindu dan jika kau dahaga,airmata ku sampai kan?

p1

Pesan Singkat

Delapan menit aku punya
Mau kau apakan jika untukmu?
- - -
Tinggal 2menit lagi..
Kau terlalu lama menjawab

Kalau begitu aku bertemu pengatur waktu dulu ya..
Setelah dua jam aku kembali bertanya

See u!

p1

Seumpama..

Seumpama kau sejarah,terangkan padaku perang apa ini?
Dimana2 cinta saling menghunus,suara2 lantang berkata tak ada tuhan didunia

Seumpama kau tanah,longsorlah..
Tunjukkan kau bisa marah pada yang semena2 tak menghargai coklatmu

Seumpama kau uang,robeklah dirimu..
Ajarkan yang menuhankanmu tentang lapar!

Seumpama kau hutan,katakan pada pemburu saat dia merokok untuk membakarmu
Ajarkan ada tandus

Seumpama kau laut,Sembunyikan ikan2mu.
Biar orang2 belajar minum air garam!

p1

Puisi Yang Memenggal

Kuintip kotak berpita ungu di sudut rak bukumu,
ada puisi diatas kertas berwarna silver dengan tinta hijau,
dibawahnya tercantum namanya dan namamu.

"Aku mencintaimu,tak akan menukar senyummu dengan airmata. Aku janji"

Sedikit baris diantara yang bisa kujemput. Diam. Kuingat musim mawar-mawar merah atau putih yang sering dia kirim untukmu. Tak ada duri saat sampai di tanganmu. Begitulah,kubilang dia teliti akan cinta hingga membeli mawar dan memangkas duri dari tangkainya agar lembutmu tak berdarah.

***

Hingga almanak berteriak, memanggil atas nama cinta. Tak lagi sepi disitu. Satu mimpi kau dengannya terpajang di langit.

***

Baru saja, kudengar doamu tersakiti.
Ku buka kamarmu,kulihat hanya duri-duri mawar berserakan bersamamu tanpanya disitu.Tanganmu sedang meminta dalam balutan kerudung biru dan tidak samar namanya kau ucap berulang kali.

Singkat. Kucari kalimat, sambungan yang masih sembunyi dari puisi dalam kotak itu pikirku.

"Sayang duri-duri mawar itu kusimpan, kelak akan sampai kerumahmu juga."

**
Berhentilah mencemaskannya. Akan kusiram dia dengan airmatamu yang sudah tawar.

p1

Pesan Malam

Temui aku di garis dua belas, kala matahari menjingga, kau mesti tak lagi diantara ilalang dan serangga

Bersiaplah kembali ke tepi rindu, kau sedari kemarin menepikan repihan kenangan tentangku

Suguhkan puisi kau yang sempat mengumpat di kamarku

Lalu hirup angin yang hanya menyebut kehidupan. Bukan kematian.

Ketika jingga matahari telah habis, rumahku sudah penuh melati. Untukku. Untuk kau juga.

p1

Percikan Siang

Ada matahari,menguning segala warna di mataku

Ada angin,menyapu peluh di segala sudut penat kulihat

Ada daun-daun,melambai dengan senyum termanis untuk pulang

Ada burung-burung,mematung di ujung ranting

Ada aku,di depan kaca menulis ini

p1

Angka Tersisa

Kupinjam sembilan untuk mensketsa engkau
Dilingkarannya kutaruh mata dan senyummu
Tak usah bertelinga dan berhidung,biar bising dan bau-bauan tiada
Dilengkungannya kuhimpit saja inisial namamu dengan krayon
Setelah itu kuberi awan disekitarnya,warna oranye kububuhi. Biar tampak seperti senja.
Engkau,tak marah kan?

Kutunggu sepuluh dan sebelas
Sebatas menyimak seperti siapa mereka bertandang dirumahku

Kepada duabelas,aku siapkan dua kado istimewa

p1

Adalah Kau

Kusebut kau warna
Yang tak punya musim

Lain masa kupanggil kau matahari
Juga rembulan
Yang selalu cerdas bermain dengan sang waktu

Kapan hari kau bilang kau hujan
Yang tumpah tanpa permisi

Berulang kali kau bernyanyi
Meleraikan gundahku menjelma simpul dipipiku

Adalah kau, yang ikut berhembus bersama angin
Menyeru tentang hadir dan rindu(mu)

p1

Bukan Cerita Hati

Bukan sepi yang meriuh
Bukan pula ramai yang menyepi
Di kereta malam kau berdiri
Menisik kenangan
#
Aku tak punya apa-apa lagi
Juga kenangan yang kau sulam atasku

Lihatlah,telaga al-kautsar menunggu..
Mampirlah kau meski setengah menit
Ada hujanku kutitip untukmu

p1

Butterfly dan Wangi Melati

Episode petang sedang berang
Sebelum benam,kukirim butterfly
Kugantung wangi melati disayapnya
Untuknya yang di bilik langit merah

Petang terlalu singkat,pergilah butterfly
Kecup kupingnya,
bisikkan nafasmu sebelum malam

Aku cemas,warnamu memudar dan wangi melati dilahap angin..

p1

Aku,lelaki

Perempuanku,menangislah...
Aku punya pelukan untukmu
Jatuhkan airmatamu di pundakku
Tubuhku akan menyimpannya dengan rapi

Perempuanku,diamlah sejenak setelah ini
Sudah kususun paragraf tentang hujan di bulan kisah kita
Akan kukatakan padamu bagaimana rumput tersenyum kala itu

Perempuanku,jangan datang dengan make-up diwajahmu
Aku mau menulis disitu!

p1

Permintaan

Tuhan,
kalau waktu bukan hanya milikku,
beri aku pengingat yang senantiasa berdering tiap aku alpa.
Tuhan,
kalau angin berhembus untuk menjatuhkan peluhku,
jangan biarkan aku lupa angin pun memiliki waktu.
Tuhan,
kalau saja tawa yang ada hanya melahirkan kesombongan,
aku pilih menangis.
Tuhan,aku tak berkehendak,
aku berharap: "kalau airmata mendekatkanku pada ridhoMU,jangan biarkan danau di matahatiku ini kering"
Tuhan,jangan kirim pelangi untuk membuatku buta warna;
jangan sediakan matahari untuk membuatku acuh pada dinginnya malam;
jangan kembalikan malam untuk melalaikanku pada gelap yg indah untuk memujaMU.

Tuhan,bolehkah aku pinta?: jangan jatuhkan aku pada cinta yang bukan karenaMU..




(******teman,ini catatan untukmu.. semoga kau suka ^.^)

p1

Cuma Catatan Kecil

Jika cinta itu kaca,yang kutengok dia beling dimatamu.
Jika cinta itu warnawarni,dia merah di kanvasmu.
Jika cinta itu air,dia punya minyak didalamnya.
Jika saja cinta itu buta seperti zaman bilang,aku atau kau yg tak melihat?
Jika rindu memang absurd dan sublim,biarkan dia ditelan malam.




(Catatan untuk sahabatku..)

p1

Untukmu Kawan

Kawan,aku datang.
Kau panggil aku dengan bulumata yg jatuh ke pipiku.

Ssshhttt..

Kawan,rindu itu mulai asing dan hampir saja mati.
Tak di pantai ia ada. Tak di langit ia berarak.Tak di udara ia berhembus.

Dia luka jika tak kau labuhkan pada Sang Kerinduan.

p1

Pengakuan

Tidak tibatiba aku punya matahari dimalam hari
Dia lari dari siang dan petang.

Lain hari rembulan terhambur
Menampar kakiku sampai lebam

Bukan aku!
Matahari yg menangis ingin kupunyai

p1

Inevitable (morning tea time)

You came,
You left,
You did :
Inevitable

The way you walked
The day you spent with
The songs you sang
The air you took
And the words you wasted
Inevitable,too.

I have none evidence

You are an unquestionably person that I have seen

Don't let me show : how much you mean to me

p1